Salahsatu fitur yang bisa digunakan dalam Microsoft Excel adalah mengurutkan data. Baca juga: Cara Menjumlahkan Data dalam Microsoft Excel. Cara mengurutkan data di Excel. Anda dapat mengurutkan rentang atau tabel data pada satu atau beberapa kolom data. Berikut caranya, dikutip dari laman Microsoft: Pilih data untuk diurutkan Perhatikanhasil output diatas data hasil query di urutkan berdasarkan nik dari yang terkecil ke besar.. Mengurutkan data secara ascending. Untuk mengurutkan data secara ascending perlu kita tambahkan kata kunci ASC setelah kita menyebutkan kolom yang ingin diurutkan pada pernyataan ORDER BY.Dibawah ini adalah contohnya. SELECT * FROM mahasiswa ORDER BY nama ASC; Nahini nih masalahnya, setelah saya tadi mencari informasi, ternyata jawaban ini lebih tepat untuk pertanyaan yang lain. Kenapa nggak B. copy? Kalau kamu mau mendaptkan nilai nol bisa milih jawabannya ini, hehehe. Sepertipada Microsoft Excel, pada SPSS kita juga dapat mengurutkan data dari nilai yang kecil ke besar atau pun sebaliknya. Tutorial kali ini kita akan membahas cara mengurutkan data pada SPSS. Dalam SPSS data dikenal sebagai Case. Langkah-langkah untuk mengurutkan data adalah sebagai berikut: Vay Tiền Online Chuyển Khoản Ngay. Pengurutan adalah proses dasar yang dipelajari di dalam algoritma dan stuktur data. Terdapat banyak algoritma pengurutan yang sering digunakan di dalam program. Setelah kami pernah membahas algoritma percabangan di situs ini, pada artikel kali ini, kami akan membahas mengenai dasar algoritma Bubble Sort. Algortima ini merupakan algortima pengurutan sederhana dan biasanya dipelajari sebagai materi bahasan seputar Bubble Sort merupakan proses pengurutan yang secara berangsur-angsur memindahkan data ke posisi yang tepat. Karena itulah, algoritma ini dinamakan “bubble” atau yang jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, artinya yaitu gelembung. Fungsi algoritma ini adalah untuk mengurutkan data dari yang terkecil ke yang terbesar ascending atau sebaliknya descending.Metode pengurutan gelembung Bubble Sort ini terinspirasi oleh gelembung sabun yang berada di permukaan air. Karena berat jenis gelembung sabun yang lebih ringan ketimbang berat jenis air, maka gelembung sabun akan selalu terapung ke atas permukaan. Prinsip inilah yang dipakai pada algoritma pengurutan sederhana, bisa didefinisikan bahwa algoritma Bubble Sort adalah pengurutan dengan cara pertukaran data dengan data di sebelahnya secara terus menerus sampai pada satu iterasi tertentu dimana tidak ada lagi perubahan yang kita masuk untuk membuat program, berikut ini adalah syarat dan langkah-langkah yang harus diperhatikan pada metode Bubble SortJumlah iterasi sama dengan banyaknya bilangan dikurang setiap iterasi, jumlah pertukaran bilangannya sama dengan jumlah banyaknya algoritma Bubble Sort, meskipun deretan bilangan tersebut sudah terurut, proses sorting akan tetap ada perbedaan cara yang berarti untuk teknik algoritma Bubble Sort Ascending dan mempelajari algoritma Bubble Sort ini, Anda hanya perlu memahami cara yang digunakan untuk mengurutkan data. Logika sederhananya, algoritma ini menggunakan perbandingan dalam operasi antar elemennya. Kita simak salah satu contoh di bawah ini, yang merupakan gambaran dari penerapan algoritma Bubble Sort dengan array “3 1 4 2 8”.Proses pertama 3 1 4 2 8 menjadi 1 3 4 2 8 1 3 4 2 8 menjadi 1 3 4 2 8 1 3 4 2 8 menjadi 1 3 2 4 8 1 3 2 4 8 menjadi 1 3 2 4 8Proses kedua 1 3 2 4 8 menjadi 1 3 2 4 8 1 3 2 4 8 menjadi 1 2 3 4 8 1 2 3 4 8 menjadi 1 2 3 4 8 1 2 3 4 8 menjadi 1 2 3 4 8Proses ketiga 1 2 3 4 8 menjadi 1 2 3 4 8 1 2 3 4 8 menjadi 1 2 3 4 8 1 2 3 4 8 menjadi 1 2 3 4 8 1 2 3 4 8 menjadi 1 2 3 4 8Jika Anda memperhatikan proses yang terjadi di atas, ketika proses kedua data di dalam array sudah terurut dengan benar. Tetapi, algoritma Bubble Sort akan terus berjalan hingga proses kedua berakhir. Proses ketiga ini akan terus berjalan, karena pada algoritma Bubble Sort, yang dimaksud “data sudah terurut” adalah tidak ada satupun pertukaran data pada suatu proses. Proses ketiga ini dimaksudkan untuk verifikasi Bubble Sort ini mempunyai kelebihan dan kekurangan. Dua hal inilah yang menjadi pertimbangan programmer ketika membuat program. Berikut ini beberapa kelebihan yang dimiliki oleh algoritma iniAlgoritma ini adalah metode paling sederhana untuk mengurutkan sederhana, algoritma ini juga mudah kekurangan dari algortima ini adalah sebagai berikutTingkat efisiensinya yang kurang. Bubble Sort ini merupakan metode pengurutan yang tidak efisien, khususnya ketika menangani data yang berjumlah besar. Hal tersbeut karena ketika mengurutkan data yang sangat besar akan sangat lambat pengulangan yang dilakukan oleh algortima ini akan tetap sama jumlahnya, meskipun data yang diurutkan sudah cukup Bubble Sort memiliki dua jenis proses, yaitu proses Ascending pengurutan data dari yang terkecil ke yang terbesar dan Descending pengurutan data dari yang terbesar ke yang terkecil. Apa sih perbedaan proses Ascending dan Descending? Simak pembahasannya di bawah ini1. Proses AscendingKami akan memberikan contoh untuk memberikan pemahaman kepada Anda seputar proses Ascending di dalam algoritma Bubble Sort. Berikut ini adalah sebuah deretan bilangan yang kami jadikan contoh [5, 12, 3, 19, 1, 47]Ini dia langkah Bubble Sort dengan metode AscendingIterasi 1 5, 12, 3, 19, 1, 47 –> Tidak ada pertukaran. 5 Ada pertukaran. 12 Tidak ada pertukaran. 12 Ada pertukaran. 19 Tidak ada pertukaran. 19 Ada petukaran. 5 Tidak ada pertukaran. 5 Ada pertukaran. 12 Tidak ada pertukaran. 12 Tidak ada pertukaran. 19 Tidak ada pertukaran. 3 Ada pertukaran. 5 Tidak ada pertukaran. 5 Tidak ada pertukaran. 12 Tidak ada pertukaran. 19 Ada pertukaran. 3 Tidak ada pertukaran. 3 Tidak ada pertukaran. 5 Tidak ada pertukaran. 12 Tidak ada pertukaran. 19 Tidak ada pertukaran. 1 Tidak ada pertukaran. 3 Tidak ada pertukaran. 5 Tidak ada pertukaran. 12 Tidak ada pertukaran. 19 Tidak ada pertukaran. 1 Tidak ada pertukaran. 3 Tidak ada pertukaran. 5 Tidak ada pertukaran. 12 Tidak ada pertukaran. 19 Ada pertukaran. 5 > 12 == false 12, 5, 3, 19, 1, 47 –> Tidak ada pertukaran. 5 > 3 == true 12, 5, 19, 3, 1, 47 –> Ada pertukaran. 3 > 19 == false 12, 5, 19, 3, 1, 47 –> Tidak ada pertukaran. 3 > 1 == true 12, 5, 19, 3, 47, 1 –> Ada pertukaran. 1 > 47 == falseIterasi 2 12, 5, 19, 3, 47, 1 –> Tidak ada pertukaran. 12 > 5 == true 12, 19, 5, 3, 47, 1 –> Ada pertukaran. 5 > 19 == false 12, 19, 5, 3, 47, 1 –> Tidak ada pertukaran. 5 > 3 == true 12, 19, 5, 47, 3, 1 –> Ada pertukaran. 3 > 47 == false 12, 19, 5, 47, 3, 1 –> Tidak ada pertukaran. 3 > 1 == trueIterasi 3 19, 12, 5, 47, 3, 1 –> Ada pertukaran. 12 > 19 == false 19, 12, 5, 47, 3, 1 –> Tidak ada pertukaran. 12 > 5 == true 19, 12, 47, 5, 3, 1 –> Ada pertukaran. 5 > 47 == false 19, 12, 47, 5, 3, 1 –> Tidak ada pertukaran. 5 > 3 == true 19, 12, 47, 5, 3, 1 –> Tidak ada pertukaran. 3 > 1 == trueIterasi 4 19, 12, 47, 5, 3, 1 –> Tidak ada pertukaran. 19 > 12 == true 19, 47, 12, 5, 3, 1 –> Ada pertukaran. 12 > 47 == false 19, 47, 12, 5, 3, 1 –> Tidak ada pertukaran. 12 > 5 == true 19, 47, 12, 5, 3, 1 –> Tidak ada pertukaran. 5 > 3 == true 19, 47, 12, 5, 3, 1 –> Tidak ada pertukaran. 3 > 1 == trueIterasi 5 47, 19, 12, 5, 3, 1 –> Ada pertukaran. 19 > 47 == false 47, 19, 12, 5, 3, 1 –> Tidak ada pertukaran. 19 > 12 == true 47, 19, 12, 5, 3, 1 –> Tidak ada pertukaran. 12 > 5 ==true 47, 19, 12, 5, 3, 1 –> Tidak ada pertukaran. 5 > 3 == true 47, 19, 12, 5, 3, 1 –> Tidak ada pertukaran. 3 > 1 == trueIterasi 6 47, 19, 12, 5, 3, 1 –> Tidak ada pertukaran. 47 > 19 == true 47, 19, 12, 5, 3, 1 –> Tidak ada pertukaran. 19 > 12 == true 47, 19, 12, 5, 3, 1 –> Tidak ada pertukaran. 12 > 5 == true 47, 19, 12, 5, 3, 1 –> Tidak ada pertukaran. 5 > 3 == true 47, 19, 12, 5, 3, 1 –> Tidak ada pertukaran. 3 > 1 == trueJadi, hasil akhir deretan bilangan di atas setelah diurutkan dengan algoritma Bubble Sort secara Descending ialah [47, 19, 12, 5, 3, 1]Kompleksitas Algoritma Bubble SortKompleksitas sebuah algoritma Bubble Sort dapat dilihat dari beberapa jenis kasus, yaitu worst-case, average-case, dan Best-CaseDalam kasus ini, data yang akan diurutkan telah terurut sebelumnya. Sehingga proses perbandingan hanya dilakukan sebanyak n-1 kali, dengan satu kali iterasi. Proses perbandingan dilakukan hanya untuk memverifikasi keurutan data. Contoh kasus ini dapat dilihat pada pengurutan data “1 2 3 4” di bawah pertama 1 2 3 4 menjadi 1 2 3 4 1 2 3 4 menjadi 1 2 3 4 1 2 3 4 menjadi 1 2 3 4Dalam proses di atas, dapat dilihat bahwa tidak terjadi penukaran posisi data apapun. Sehingga tidak dilakukan iterasi selanjutnya. Perbandingan elemen dilakukan sebanyak tiga kali. Proses perbandingan pada kondisi ini hanya dilakukan sebanyak n-1 kali. Persamaan Big-O yang diperoleh dari proses ini adalah On.Kondisi Worst-CaseDalam kasus ini, data terkecil berada pada ujung array. Contoh dari kasus ini dapat dilihat pada pengurutan data “4 3 2 1” di bawah iniIterasi Pertama 4 3 2 1 menjadi 3 4 2 1 3 4 2 1 menjadi 3 2 4 1 3 2 4 1 menjadi 3 2 1 4Iterasi Kedua 3 2 1 4 menjadi 2 3 1 4 2 3 1 4 menjadi 2 1 3 4 2 1 3 4 menjadi 2 1 3 4Iterasi Ketiga 2 1 3 4 menjadi 1 2 3 4 1 2 3 4 menjadi 1 2 3 4 1 2 3 4 menjadi 1 2 3 4Iterasi Keempat 1 2 3 4 menjadi 1 2 3 4 1 2 3 4 menjadi 1 2 3 4 1 2 3 4 menjadi 1 2 3 4Di dalam langkah-langkah pengurutan di atas, terlihat bahwa setiap kali melakukan satu iterasi, data terkecil akan bergeser ke arah awal sebanyak satu step. Dengan kata lain, untuk menggeser data terkecil dari urutan keempat menuju urutan pertama, dibutuhkan iterasi sebanyak tiga kali, ditambah satu kali iterasi untuk verifikasi data. Sehingga jumlah proses pada kondisi worst-case dapat dirumuskan sebagai berikut“Jumlah proses = n2+n” 3Dalam persamaan 3 di atas, n adalah jumlah elemen yang akan diurutkan. Sehingga notasi Big-O yang didapatkan adalah On2.Kondisi Average-CasePada kondisi average-case, jumlah iterasi ditentukan dari data mana yang mengalami pergeseran ke kiri paling banyak. Hal ini dapat ditunjukkan oleh proses pengurutan suatu array, misalkan saja deretan bilangan 1 8 6 2. Dari 1 8 6 2, dapat dilihat bahwa yang akan mengalami proses penggeseran paling banyak adalah elemen 2, yaitu sebanyak dua Pertama 1 8 6 2 menjadi 1 8 6 2 1 8 6 2 menjadi 1 6 8 2 1 6 8 2 menjadi 1 6 2 8Iterasi Kedua 1 6 2 8 menjadi 1 6 2 8 1 6 2 8 menjadi 1 2 6 8 1 2 6 8 menjadi 1 2 6 8Iterasi Ketiga 1 2 6 8 menjadi 1 2 6 8 1 2 6 8 menjadi 1 2 6 8 1 2 6 8 menjadi 1 2 6 8Dari proses pengurutan di atas, dapat dilihat bahwa untuk mengurutkan data di dalam array tersebut, diperlukan dua buah iterasi, ditambah satu iterasi untuk verifikasi data. Dengan kata lain, jumlah proses perbandingan dapat dihitung sebagai berikut.“Jumlah proses = x2+x” 4Dalam persamaan 4 di atas, x adalah jumlah penggeseran terbanyak. Dalam hal ini, x tidak pernah lebih besar dari Anda hendak mempelajari algoritma Bubble Sort, Anda bisa mempraktekkannya menggunakan macam-macam bahasa pemrograman, mulai dari Java, C++, Python, dan lainnya. Berikut ini adalah contoh dari program C++ yang menggunakan algoritma Bubble Sort iniinclude int main { int data[10]; int i, j, k, tmp, jumlah=0; cout>k; fori=0; i>data[i]; ifdata[i]%2==0 {jumlah+=data[i];} } coutdata[j] { tmp=data[i]; data[i]=data[j]; data[j]=tmp; } } } cout<<“\nData setelah diurutkan “<

berikut ini yang digunakan untuk mengurutkan data adalah